Pekalongan, — Malam Jum’at penuh makna, Resepsi Budaya yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Buaran menjadi penutup rangkaian Semarak Hari Santri Nasional 2025 dengan tema sarat filosofi: “Cakra Wasapa Silon Wono lan Siwego” (Menggapai Manisnya Cinta dengan Agama dan Budaya), bertempat di Ponpes Roudlatul Huda Desa Watusalam, 31/10/2025.
Acara yang berlangsung meriah dan khidmat ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan KH. Muslih Chudhori, M.Si., Sekretaris PCNU KH. Lukmanul Hakim, serta Sekretaris Kecamatan Buaran Bapak Siswo Yuwono, S.IP., M.M. Turut hadir pula Ketua Tanfidziyah Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Buaran Kyai. M. Isbiq Syatho’, para pengurus MWCNU, jajaran badan otonom (banom) NU se-Kecamatan Buaran, para santri, dan masyarakat sekitar yang memadati area pesantren.
Ketua Panitia, Ustadz Syarifuddin, menjelaskan bahwa Resepsi Budaya ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Hari Santri yang telah berlangsung sejak awal Oktober. “Kami ingin menggabungkan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal, agar semangat santri tidak hanya hidup di pesantren, tetapi juga menyatu dengan denyut budaya masyarakat,” ungkapnya.
Rangkaian acara malam itu diawali dengan istighosah dan doa bersama untuk para pejuang agama dan bangsa, dilanjutkan dengan Kirab Budaya dan pagelaran musik religi, wayang santri, serta drama bertema Revolusi Jihad yang menggugah semangat nasionalisme hadirin. Selain itu, pameran karya ulama Buaran menjadi daya tarik tersendiri, menampilkan manuskrip, kitab, dan karya intelektual para Ulama Buaran terdahulu.
Puncak acara ditutup dengan pembagian hadiah lomba Hari Santri Nasional 2025, sebagai bentuk apresiasi bagi peserta yang telah turut memeriahkan gelaran penuh makna tersebut.
Dalam sambutannya, Kyai. M. Isbiq Syatho’ menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara agama dan budaya. “Santri harus mampu merawat tradisi dengan dasar keimanan. Di sinilah NU hadir, menjaga warisan para wali dan ulama agar tetap hidup di tengah arus modernitas,” tuturnya disambut tepuk tangan para jamaah.
Dengan semangat “Hubbul Wathan Minal Iman”, Resepsi Budaya malam itu menjadi penanda bahwa kecintaan kepada agama dan tanah air dapat berpadu indah dalam irama budaya yang luhur — sebagaimana filosofi tema acara: Cakra Wasapa Silon Wono lan Siwego, cinta yang manis bila disiram iman dan dirawat budaya.
Editor: REDAKTUR MWCNU BUARAN